Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Buangan Mimpi πŸ€—

Gambar
Kemana perginya serapa yang dahulu selalu ku ucap Aku nanti mau menjadi ini Aku mau menjadi itu Nyatanya semesta tak seiring, harap hanya kehampaan Yang bahkan memandang kembali padanya aku memilu Kampus yang saat ini kujejaki bukan jembatan mimpi yang kecil kuangankan Pelabuhan yang padanya aku terdampar Buangan mimpiku yang padanya aku tunduk mematuh semesta Disudut wilayah lain ku pandang sepasang kekasih yang menggantung harap padaku Melepas permatanya Berharap aku terasah dan nantinya membanggakan

MERANGKAI KISAH 🌻

Gambar
Seuntai asa meniti masa Penantian tiada berujung makna Mengurai rindu sepenggal cerita Melampirkan rasa pada barisan jiwa Andai rangkaian kisah tiada temu Menepikan resah tak menentu Mencoba mengakhiri tatapan semu Imajinasi menempuh titian buntu Ingin meretas sunyi melanda Sekadar angan kembali mengembara Mengisi bagian lembaran hampa Sebagai penghibur secawan lara

Menikmati Segala Proses πŸ’ͺ

Hentakan kaki penuh percaya diri Tidak usah hidup hanya demi persepsi Terus melangkah demi wujudkan mimpi Hadapi cacian dengan senyum di hati Ikuti apa kat hati Bersihkan diri buang jauh-jauh iri dan dengki Tutup rapat-rapat pintu kemunafikan Bukalah jendela-jendela harapan dengan senyuman Jangan ragu ketika melangkah Bulatkan tekad yakinkan diri Bahwa kita pasti bisa sampai ke tujuan Tanpa keragu-raguan atau kemunafikan Ketakutan membawa kita pada kehancuran Jangan takut melangkah Pundak-pundak harapan harus dihidupkan Agar kita terus bergerak mencari sebuah arti kehidupan

HAMPA 🌻

tapi tatapanku tertunduk di indahnya senja Rembulan sendu menatapku dalam dekapan angin dingin, hati ditikam kerinduan kasih tulus adanya, tapi akankah kasih bersambut dalam kemurnian hati?? Ah.... Takkan mungkin, karena rembulan kini berganti mentari yang tak seirama, disini kuletakkan sekeping hati sepi menanti rembulan dengan hiasan kerlip bintang malam

Sendu Keheningan 🌻

Rumput bergoyang di hadapanku Seakan mengajakku menari bersamanya Tiada alunan musik yang mengiringi tarian kami Dunia jadi saksi buta tentang itu Banyak angin tak terlihat menghipnotisku Menembus setiap tetesan yang mengalir di tubuhku Penatku hilang di hembus angin sepoi-sepoi Risauku pupus bersama butiran keringat Perlahan aku mulai tenggelam Menjauh dari sendu keheningan.

Air Mata πŸ˜‡

Gambar
Air mata tidak akan jatuh sebelum rasa melempar sauh jauh di kedalaman jiwa. Air mata satu-satunya lautan yang bisa melarung bahagia, kecewa, sedih, cinta, haru, getir, benci dan rindu ke ujung penantian. Kadang butuh waktu bertahun lamanya tapi kadang menit demi menit pun cukup untuk mengumpulkannya dan membiarkannya jatuh seperti gerimis senja. Kita telah berlatih memanennya dari awan-awan kelopak mata untuk mengaliri relung-relung yang gersang pada beberapa sisi kehidupan. Mungkin tidak akan selalu cukup tapi selagi asa dan rasa masih melempar sauh jauh di kedalaman jiwa kita akan selalu punya alasan untuk berbagi air mata.

Di Kota Tua πŸ€—

Gambar
Becak yang berderet. Angkutan umum yang bergerak linear. Bus kota yang menderu, berasap. Suara dari bibirmu Sayang, mengharap-harap wanita dengan paras ayu yang rajin mengecat kuku dan mandi susu, samar-samar lalu. Diatas jembatan, lampu sorot kekuningan, itu dia! Kalian berdua. Si wanita menggamit lenganmu mesra, Sayang, itu bukan aku. Aku tak pernah lihat langit lebih rendah dari ini. Hitam. Waktu, jam ditangan berputar mundur. Lihat dan perhatikan. Hujan. Pria berkacamata yang punya hati lebih luas dari lapangan pacuan kuda, berlarian, bersisian dengan aku tentu saja. Sama-sama tidak ingin dihujam air. Sayang, buku-buku cetakan pertama yang kau cari, bukankah sudah tak menarik? Itu dia! Cetakan kesekian dari bukumu yang paling bersejarah, hidupmu, disunting oleh Si wanita yang bawa payung merah. Baru saja terbit. Lebih hidup, lebih pas, sampai kacamatamu tak sempat lagi melorot. Sayang, aku terus menangis. Melihatmu tertawa sampai matamu tinggal segaris atau mendengarmu mendengkur d

Catatan Hati 🌹

Gambar
Ada sesuatu yang terasa hampa saat langit langit semakin menua ada sesuatu yang terasa berbeda saat hujan hujan tertahan diantara mega Sendiri dan sepi, aku ingin berlari menelusuri mimpi yang tak kunjung menepi atau haruskah aku hanya berdiri disini mengeja bait pelangi yang hampir mati Di penghujung hari… Ketika senja berlalu dan pergi Ketika hati ini terhenti bernyanyi aku ingin kau kembali disini, sekali lagi…!!!! 

Rinduku 🌻

Gambar
Diruang sepi tak berteman Hanya kehampaan,kesunyian dan kesendirian Selalu semu dalam kebisuan. Redup cahaya panutanku Hanya gelap Aku tersesat Rasa sepi kian menyayat Hangat mentariku tak mampu cairkan rindu yang membeku Terlalu sulit untukku Begitu jauh Aku tak sanggup menggapaimu Rinduku tak pernah sampai kehatimu  Samar-samar,lalu menguap dan berlalu Seperti untain kata tanpa makna Hanya mampu memelukmu dalam doa’ku 

Pelabuhan Hidup 🍁

Gambar
Gelap yang kelam akan tiba dengan sendirinya Raga dan ruhmu akan lepas sejenak melayang menjadi mimpi Kibasan angin gelap merasuk menusuk setiap rongga kehidupan Perlahan namun sengit, menjamahi apa yang ada Terlupa sudah memori palsu itu Hanya terlewat takkan abadi Jiwa murka selalu ditengahi suka Perangai buruk akan terbentuk Kelam berubah Muram kalah Suram tak terjamah Tanda mulai mengatas Imaji jadi pasti Teori akan jadi kondisi sesungguhnya Terpikir dan terukir di pelipis mata Hilang sekejap namun akan kembali mengenda

Cemburu pada kaca matamu πŸ’

Gambar
Aku terkadang meletakkan cemburu pada kaca matamu Yang setiap hari mampu memendam bening indah matamu Dan dirimulan penutup debaran pada pintu-pintu kerinduan Ketika cinta kau simpan pada kerinduan Menjelmakan cinta itu menjadi hujan Menyiramkan kemarau dan memberikan kehidupan Maafkan saja aku yang tidak bisa menghembuskan wajahmu Membiarkan angin membawa bayangan mu pergi Sebelum goresan pena ini berhenti Tolong jangan salahkan aku Tolong jangan katakan “jangan mencintai aku” 😊

“Keluarga” ❤

Gambar
Kekuatan di saat aku rapuh Dorongan di saat aku hampir berhenti Doa di saat aku tak sanggup mengucap kata Banyak makna yang tak sanggup kulukis Banyak kisah yang tak bisa kuucap Ada tangis di balik sukses Dan… Ada tawa di balik luka Yang tak mampu kugores Keluarga… Adalah anugerah dalam hidupku Dan harapan dalam impianku 🌹

Menjingga Bersamamu 🌻

Gambar
Ada kata yang sulit terucap Ada bibir yang enggan bicara Ada rasa yang enggan tuk diam Ada rindu yang terus menguar   Semua itu karena kamu Karena kamu yang kurindu Karena kamu yang kucinta Karena kamu rasa itu ada   Kau tahu, Senja itu seperti kamu Tak pernah bisa tergapai dengan jemariku Tak bisa teraih oleh jutaan rindu   Terkadang, Aku ingin seperti angin Yang membawa puing kenangan Yang membawa sejuta asa.   Aku ingin menjadi sejuta cahaya Yang bisa membiaskan keindahanmu Yang menjingga di langit sore Yang bersinar layaknya senja   Tentu saja tak bisa Aku hanyalah aku Yang hanya punya kenangan biasa Yang kebetulan ada kamu di dalamnya.  

Nafas Asmara Membara πŸ’

Gambar
Sunyi... Hening... Sendiri... Cinta...? Mengalir sebuah rasa Memenuhi rongga dada Indah teramat kurasa Lupa kupernah Terlalu lama sunyi disini Terlalu lama hening disini Terlalu lama sendiri disini Terlalu indah cinta menyapa Ketakutan... Keberanian... Keraguan... Keyakinan... Ahhhh... benarkah sapamu wahai cinta??? Apa bila benar  Bertahanlah segera... Membarahlah segera... Seperti surya menyinari semesta Mimpi... Angan... Terkasih... Membaurlah dalam lautam cinta Indahnya... Nikmatnya... Gejolaknya... Kubersujud padamu maha Cinta Terima kasih Tuhan. πŸ™

Cumbu Dalam Diam πŸ˜‡

Gambar
Ketika raga tak dapat bersua  Air mata menjadi pengurainya  Getar pita suara hantarkan nada Gelagap lisan mengucap kata Lara,atma mengerang  Harap kelak,kan bersanding Aksa jarak jadi penghalang Rengek sendu kian melengking Redup indurasmi hadirkan kelam Bagai hati yang kini temaram Pelupuk netra menghitam lebam Akibat rintik sepanjang malam Bercumbu dengan bayang Genggam dan berlenggang  Semu terasa begitu nyata  Namun hanya fatamorgana. Ruteng, 9 April 2022. πŸ’

jiwa yang tenang

Gambar
malam ini tak berbulan, tanpa kehadiran bintang, langitku muram. lampu kotapun bersinar temaram. malam ini, semesta seakan melukiskan duka, suram dan kekelaman. otak dangkal ini berusaha menyangkal, tapi hati, mana mampu ia sembunyikan sesal. di tengah kekusutan dan pertikaian ini, harapan hanya kepada nurani, sebagai satu-satunya yang mampu merekonsiliasi. sebab nalar selalu mengaku benar, sedang hati banyak menakar, jujur berperasaan, tak jarang terjebak dalam kebimbangan. Namun, nurani penuh kesadaran, darinya ditemukan jalan-jalan kehidupan. maka beruntunglah jiwa yang mengerti, jiwa-jiwa yang menghidupkan nurani. padanya ada ketenangan, padanya ada keselamatan. πŸ’

ELEGI HAMPA JIWA INI πŸ’

Gambar
Belum selesai daku mengeja sepi. Sunyi menambah soal lagi. Semakin rumit tugas hati. Menyelesaikan dilema rasa ini sendiri. Hari demi hari daku lalui. inci demi inci tak terhitung langkah kaki. Untuk mencari tempat peraduan sejati. Namun belum jua daku temui. Daku sudah lelah meratapi. Elegi hampa jiwa ini. Hanya bisa merebahkan rasa dalam puisi. Yang selalu daku tulis di setiap lembar kertas putih. 

Cinta Seorang Ibu ❤

Gambar
Cinta seorang ibu adalah sesuatu yang berarti yang tidak ada yang bisa menjelaskan, Cinta seorang ibu terbuat dari pengabdian yang mendalam dan pengorbanan dari rasa sakit, Cinta seorang ibu tidak ada habisnya dan tidak egois dan bertahan apa pun yang terjadi, Karena tidak ada yang bisa menghancurkannya atau mengambil cinta itu pergi, Cinta seorang ibu sabar dan pemaaf ketika semua orang lain meninggalkan, Dan cinta seorang ibu tidak pernah gagal atau terputus-putus meski hati sedang patah, Dan cinta seorang ibu bersinar dengan segala keindahannya dari permata yang paling langka dan paling cemerlang, Ini jauh melampaui definisi, Cinta seorang ibu menentang semua penjelasan, Dan itu masih menjadi rahasia seperti misteri penciptaan, Banyak keajaiban yang luar biasa manusia tidak bisa mengerti Dan bukti menakjubkan lainnya dari tangan penuntun Tuhan yang lembut.

Ketenangan Jiwa πŸ’

Gambar
Ketenangan jiwa baru terasa ketika pendar hikmahNya terpancar Pada diri yang gelisah akan gaduhnya dunia Pada diri yang kelu melihat pertikaian dimana-mana Ketenangan jiwa baru terasa ketika sujud ini ku ikhlaskan Melepaskan rumitnya pikiran tanpa jalan keluar Melepaskan luka di hati yang tak kunjung pergi Aku hanya butuh ketenangan Bukan janji-janji kasih sayang Aku hanya butuh ketenangan Bukan harta yang berlimpah tanpa berkahNya Aku hanya butuh ketenangan Bukan ketenaran yang melupakanku dari daratan Aku hanya butuh ketenangan Bukan janji-janji politisi yang hanya mampu memberikan kesesakan hidup Aku hanya butuh ketenangan Bukan sekadar ilusi perhatian yang mengharapkan kembali Aku hanya tulang rusuk yang butuh teman hidup Agar mampu menenangkan penatnya pikiran dan gunda gulananya hati Elegi kulantunkan untuk diri ini yang mulai hilang Kesejukan udara Ketentraman hidup dan Kenikmatan sujud Bicara hati Bicara tambatan hati Semua hanya melahirkan pilu lalu membuatku embar

Selalu Ada Harapan πŸ™

Gambar
Tenggelam dalam lautan kesedihan Sunyi, gelap, tanpa ada yang mengetahui Suara putus asa berdering keras membekas Dalam ingatan sempitnya dunia lelahkan jiwa Menutup mata, berusaha lupakan keadaan Rantai kesedihan mengitari pikiran Ketakutan menjelman seperti neraka kehidupan Namun suara hati tidak pernah menyakiti Bahwa masih ada harapan walau serba kekurangan Memulai semua kembali perlahan-lahan Lupakan masa lalu biang kesedihan Jalani hari ini untuk esok yang berkesan Masih ada harapan bagi kita yang berusaha Jangan larut dalam kesedihan Fokus pada tujuan Untuk menggapai masa depan πŸ’

Sajak-sajak Pendek tentang Musim, Hujan, dan Kenangan πŸ’

Gambar
Maka kuyakini engkau sebagai takdir; tempat segala desir mengalir-- hingga pemberhentian terakhir Karena bagi musim air matamu adalah larik kesedihan, maka ijinkan aku menjadi setitik hangat bagi lebam lukaluka mu karena engkaulah ombak bagi perahu sunyiku, menuntun kembara ini; menuju palung hatimu halimun moksa di bukit rimba meninggalkan jejak embun, dan sebait kidung lirih tertinggal di basah daundaun dan tenang malamku berhias debur rindu, serupa ombak yang meriak di kedalaman matamu Dalam hening telaga pagi adalah altar suci, tempat doadoa menjelmakan diri; merupa puisi Adalah pagi yang membisikkan embus doa pada geletar daun angsanaΠΌaka kucinta engkau dengan seluruh asa--tanpa sisa Adalah kau, sebuah pagi dengan hening paling sunyi; tempat aku meletakkan segenap nyeri Aku menemukan kilau senja di matamu yang surga; merupa jingga juga merah saga--bertabur wangi cinta Di sela daun bambu kuning tua senja lesap di hening telaga; bersama kilau jingga mendesirkan baitbait kidung purba

Hujan Bersamamu πŸ₯Ά

Gambar
Aroma itu, waktu itu dalam senja terbenam Hujan memihak dirimu bersemayam Rintiknya menjelaskan wajah bergumam Tanah basah menutupi jejak yang dalam Jelas benar rintik hujan bersamamu Menjadi pemisah saat temu Bertukar air mata semu Hujan menyelimutimu. 

Kau Pikir Hujannya Telah Reda ? πŸ˜‡

Gambar
Kau pikir hujannya telah reda begitu saja, kawan? Kau pikir tidak ada sisa? Ah, Menyisakan genangan di hati. Esok, lusa, dan akan kuingat genangan air ini Betapa basah hatinya; tergenang sedih kata Yang kau katakan sendiri Di depan mata dan telinga. Kawan, Kau pikir hujannya telah reda, kau tak sadar; airnya menggenang di hati Kata yang kau kata; badi Dan kini; kau hanya menatap Pura-pura lupa dan suka berbasa-basi Perih dan pedih… Kata-katamu menggenang; menyayat hati.