AWAN… langitku rinai π
AWAN… langitku rinai
aku terpaku menyadari detik detik bermetamorfosis menjadi menit
lalu menguap menjadi jam, hari, bulan, tahun
padahal aku masih berdiri disini, sendiri, mengemas gerimis yang
kau tinggalkan
betapa cepat waktu menyublim
usia yang kian membengkak, lalu mengempis ketika tertusuk jarum
berkarat
berdarah
aku terpaku menyadari detik detik bermetamorfosis menjadi menit
lalu menguap menjadi jam, hari, bulan, tahun
padahal aku masih berdiri disini, sendiri, mengemas gerimis yang
kau tinggalkan
betapa cepat waktu menyublim
usia yang kian membengkak, lalu mengempis ketika tertusuk jarum
berkarat
berdarah
aku ingin berteriak pada waktu
sekali saja berhenti dinafas yang dulu, apa mungkin?
jika saja ada lorong tempatku kembali
aku ingin masa itu datang lagi
kala tubuh dan hati bersih tak bernoda
putih… hanya putih…
lalu menulisinya dengan tinta yang seluruhnya emas
sekali saja berhenti dinafas yang dulu, apa mungkin?
jika saja ada lorong tempatku kembali
aku ingin masa itu datang lagi
kala tubuh dan hati bersih tak bernoda
putih… hanya putih…
lalu menulisinya dengan tinta yang seluruhnya emas
Komentar
Posting Komentar