Seberapa inginnya pun aku memeluk raga yang kucintai, akan tetap ada hari di mana aku berhenti. Sebesar apapun rasa yang kumiliki terhadapmu, juga akan ada saat di mana ia memudar begitu saja. Dan apabila sebentar lagi aku benar-benar pergi, berhasil menyelesaikan perihal kamu dalam diri—maka harapan terakhir yang kuharap dapat kau wujudkan nanti; tolong jangan pernah berkeinginan untuk mengetuk pintuku lagi. Kau bisa datangi tempat ini, meski untuk sekarang kau tidak sudi membaca apa yang aku tulis—aku percaya akan ada saatnya semesta menarikmu kemari. Entah saat aku masih, atau sudah. Kau akan melihat, sekaligus menertawakan. Bahwa kemarin, ada perempuan paling menggilaimu. Di setiap guratan kata yang ia tulis, tidak pernah memberi celah untuk lelaki lain masuk dan menempati posisimu di sana. Kau akan menemukan, setiap jerit di rimanya. Bagaimana sulitnya ia mengurung rindu disusunan diksi, bagaimana kejamnya luka, menghancurkan setiap harapan yang pernah ia bangun untuk hidup dengan
Semamgat
BalasHapus